29 Maret 2013

KH Muhammad Shiddiq (Mbah Shiddiq Jember)



A.HIDUP YANG ISTIQOMAH

Kyai Shiddiq atau lebih dikenal dengan julukan Mbah Shiddiq. adalah seorang tokoh panutan. Mungkin, tidak banyak tokoh seperti beliau, dimana semua putranya yang masih mencapai usia muda/dewasa telah menjadi kyai dalam arti yang sebenarnya. Demikian pula para menantunya

Putera-putranya yang sejak usia muda telah menjadi Kyai. antara lain: KH. Mansur, KH. Achmad Qusyairi, KH Machmud, KH. Mahfudz Shiddiq, K.H. Abdul Halim Shiddiq, KH. Abdullah bin KH. Umar, KH. Muhammad bin KH. Hasyim dan KH. Dhofir Salam. Keberhasilan tersebut tentu dipengaruhi pula oleh pola kehidupan sehari-hari dimasa hayatnya. Mungkin kita bertanya, bagaimana pola kehidupan Kyai Shiddiq sehingga Allah memberinya taqdir dengan dikaruniainya keturunan yang selanjutnya menjadi ibarat mutiara-mutiara

Ternyata, Kyai Shiddiq adalah sosok yang sangat "istiqomah", yaitu: tekun, telaten, ajeg, terus-menerus dengan tidak bosan-bosan dan mengamalkan apa saja yang dapat diamalkan. Dalam Surat Fushilat disebutkan:

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan "Tuhan kami Allah" " keniudian beristiqamah (meneguhkan pendirian-pendirian mereka tentang iman, melakukan kewajiban dan menjahui larangan-laranganNya), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan sorga yang telah dijanjikan A lloh kepadamu, (di dunia lewat rosul- rosul-Nya). Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia (dengan mengilhamkan kebenaran dan kebaikan kepadamu), dan akhirat (dengan pemberian syafa'at dan kemudahan). dimana kamu memperoleh yang kamu inginkan (dari segala kenikmatan) dan memperoleh pula yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penvayang ".

Hampir setiap hari Kyai Shiddiq selalu bangun pada jam 3 malam untuk sholat sunat tahajjud, riyadhah maupun sholat¬ sholat sunnah lainnya. Menjelang subuh, kyai keliling pondok membangunkan santri. Beliau keliling sambil membawa tongkat penjalin, damar ublik (obor) dan teko berisi air. Dengan tongkatnya beliau ketok pintu-pintu pondok para santri.Terkadang kyai membangunkan santri dengan cara menabuh blek gembreng, sehingga bersuara gaduh dan memekakkan telin¬ga. Bahkan setiap santri yang terlelap tidurya, pasti akan menjadi sasaran guyuran air ceret yang selalu dibawanya.

Sesudah adzan (santri bernama Ryas yang ditugaskan sebagai Mu'adzin), kyai sendiri selalu memimpin pujian (dzikir) sebelum sholat subuh, setelah sebelumnya kyai melaksanakan sholat Qobliyah terlebih dahulu. Setelah berzikir/pujian kemudian melakukan sholat jamaah Subuh.

Untuk pedoman atau prinsip hi dup yang mudah diingat oleh anak cucu dan santrinya, Kyai Shiddiq memerintahkan Kyai Halim (putranya) menulis bebeapa dalil di tembok mussholla. tulisan yang ada ditembok sebelah atas pengimaman yaitu hadits sbb:

"Sebaik-baik perbuatan umatku adalah membaca .41 Quran dengan menyimak?melihat".

Imam Al Ghozali menjelaskan dalam Ihya' Uluumuddin: Bahwa keutamaan orang yang membaca Al Quran dengan melihat/menyimak—seraya merenungkan maknanya— adalah lebih baik dari pada dengan cara tidak melihat/menghafal. Membaca Al Quran dengan melihat tersebut memiliki 3 manfaat yaitu: Membaca, menyimak dan merenungkan artinya. Sedangkan dalam membaca Al Quran seraya menghafal hanyalah mendapat satu manfaat yakni membaca saja.
Disisi tembok sebelah kanan atas terdapat tulisan yang dikutip dari Idtab Jauharul Tauhid:

"Semua kebaikan itu terdapat pada pengikutan —kepada—orang-o terdahulu. Dan semua keburukan itu ada pada reka-reka orang kemudian”

Imam Al Ghozali memberikan argumentasi tentang diatas yakni karena orang salaf (terdahulu) telah memiliki kelebihan dari pada orang kemudian (Kholaf). Kelebihan ada pada 3 hal:
a. lebih faham (Mam)
b. lebih hati-hati (Wara')
c. lebih tajam pandangan hatinya (Abshar)

Disisi tembok sebelah kiri atas terdapat tulisan yang dikutip dari kitab kifayatul Atqiyak:

"Kamu sungguh jangan meninggalkan sholat berjamaah yang keutamaan pahalanya setinggi 27 derajat"

Banyak sekali manfaat Sholat jamaah. Dalam kitab Dzurotun Nasihin Rasulullah bersabda: "barang siapa melakukan sholat ( lima waktu berjamaah akan memperoleh lima hal yaitu kesatu ia tidak akan mengalami kemiskinan didunia, kedua dibebaskan oleh Allah dari azab kubur, ketiga: menerima kitab catatan amalannya dengan tangan kanan, keempat; akan melalui shirot secepat kilat dan kelima akan dimasukkan surga tanpa hisab dan azab". Dalil di atas mempertegas sabda Rasul sbb:

"Tiap tiga orang yang bertempat didesa dan pegunungan lalu mereka tidak melakukan sholat jama 'ah, maka mereka akan dipermaikan syetan".

B. AURAT AMALIYAHNYA

Pada umumnya, wiridan baru akan selesai sampai surya muncul agak tinggi, baru kemudian kyai masuk ke "kamar khusus" di sebelah utara tempat imam di musholla. Di "Kamar khusus" itulah tempat Kyai Shiddiq menyepi, beribadah sholat sunnat dan lain-lain. Santri tak seorangpun yang berani masuk kamar tersebut. Karena dalam "kamar khusus" itu Kyai Shiddiq melakukan sholat Dluha dan sholat-sholat sunnah lainnya. Selesai sholat Kyai biasanya melanjutkan dengan mengaji Al-Qur'an dan membaca dalailul khairot. Selain sebagai seorang hafids, Kyai Shiddiq sangat istiqamah menghatamkan Alqur'an setiap minggu.

Secara runtut, batas-batas bacaan Al-Qur'an dalam seminggu sebagai berikut:
1. Hari Jum'at membaca Al Fatihah s. d Al-Maa idah
2. Hari Sabtu membaca Al-An' am s.d At-Taubah
3. Hari Ahad membaca Yunus s. d Maryam
4. Hari Senin membaca Thaha s.d Al-Qashash
5. Hari Selasa membaca Al-Ankabut s.d Shaad
6. Hari Rabu membaca Az-Zumar s.d Ar-Rakhman
7. Hari Kamis membaca Waqi'ah s. d An-Naas


Sekitar pukul 08.00 sampai jam 09.00 pagi, Kyai mengajar Fasholatan dan Al-Qur'an. Kitab Fasholatan yang diajarkan adalah hasil karangan beliau senchn'. Biasanya ketika mengajar Fasholatan dan AI-Qur'an banyak menggunakan cara-cara sorogan. Usai sorogan Fasholatan dan Al-Qur'an, barulah Kyai masuk ke ndalem untuk sarapan pagi. Setelah itu, Kyai masih meneruskan kembali sholat-sholat sunnah, mengaji Al-Qur'an dan membaca Dalail.

Baru pads sekitar jam 10.00 sampai jam 12.00 siang Kyai Shiddiq mengajar ngaji kitab kuning. Banyak kitab yang beliau ajarkan, namun demikian Kyai membaginya menjadi:

1. Kitab-kitab yang tetap (permanen) diajarkan. Bila kitab ini sudah selesai lalu diulang kembali dari awal (dijadikan wiridan). Kitab-kitab yang tetap ini antara lain:
a. Fatchurrahman
Kitab Fatchurrahman ini berisi materi Tauhid yang pokok (semacam Aqidatul Awam) dan fiqih (semacam Safinatun Najah). Kitab ini ditulis oleh beliau sendiri dan diwajibkan bagi santri menghatamkannya sebelum ngaji kitab lainnya (kitab standard awal).

b. Kitab Fiqh antara lain
- Safinatun Najah
- Sullam Taufiq
- Taqrib

c. Kitab Tasawuf antara lain
- Bidayatul Hidayah
- lhya' Ulumuddin

d. Kitab Tafsir Jalalain

e. Kitab Shohih Bukhori


2. Kitab-kitab yang tidak tetap (temporer) antara lain
a. Kitab-kitab Alat antara lain
- Alfiyah
Kitab Alfiyah terjemahan berbahasa Madura ini ditulis ketika mondok di Bangkalan.
- Ajurumiah
- Imrity
b. Kitab Tasawuf antara lain
- Nashoihud Diniyah
- Adabul Mar'ah yang ditulis dalam bahasa Jawa.
c. Kitab Rojabiyah
d. Kitab Bifadlol dan lain-lain.

Dalam pengajian kitab kuning ini, Kyai Shiddiq banyak menggunakan cara weton/bandongan. Cara Weton adalah cara pengajian kitab yang berasal dari istilah jawa, karena pada umumnya waktu pengajian disesuaikan dengan waktu-waktu tertentu seperti usai waktu sholat, dan sebagainya. Secara teknis, dalam pengajian cara weton ini Kyai membaca dan menerangkan kitab yang diperuntukkan secara massal. Para santrinya memperhatikan kitabnya sendiri sambil membuat catatan-catatan (tentang arti maupun keterangan dari kyai).

Selesainya pengajian, Kyai Shiddiq makan siang bersama¬ sama keluarga dan khaddamnya. Kemudian mengerjakan sholat Dzuhur secara berjama'ah. Sebelum sholat dzuhur, bersama¬ sama melakukan dzikir/pujian dan sholat sunnah Qobliyah.

Selesai sholat, lalu wiridan dan yang bacaannya lebih pendek dari dzikir ba'da subuh. Disambung dengan sholat sunnah Ba'diyah dzuhur dan mengajar ngaji Al-Qur'an dan Fasholatan. Santri yang dibolehkan ngaji Al-qur'an adalah yang sudah lulus (fasih/tartil bacaan) Syahadati, Fatihati, Tahiyyati, Sholati, adzan dan lqamah. Bila bacaan masih belum tartil tetap masih harus mengaji Fasholatan saja. Selesai mengajar, barulah Kyai Shiddiq istirahat (tidur) sebentar. Begitu bangun, Kyai Shiddiq melakukan sholat sunnah berkali-kali, mengaji Al-Qur'an dan membaca dalail. Amalan sholat sunnah yang istiqamah dilakukannya 100 rakaat dalam sehari-semalam serta mengkhatam dalail (matane) sehari sekali.

Waktu ashar tiba, beliau sholat sunnah berkali-kali dan para santri membaca syi'ir "Aqidatul 'Awam". Lalu sholat jama'ah Ashar dan Dzikir. Dzikir ba' da sholat Ashar sama dengan dzikir ba'da sholat subuh.

Kemudiandilanjutkan dengan pengajian kitab Ihya 'Ulumudin dan Shohih Bukhori". Selesai mengajar, Kyai masuk ndalem melanjutkan mengaji Al-Qur'an dan dalail sampai masuk waktu Maghrib. Sebelum sholat jama'ah Maghrib, bersama-sama santri membaca pujian.

Dzikir ba'da sholat Maghrib sama dengan dzikir bada subuh. Selesai berdzikir dilanjutkan sholat sunnah Ba'diyah dan ngaji. pengajian ba'da sholat Maghrib adalah AI-Qur'an dan Fasholatan yang teknisnya diatur sebagai berikut:

1.Santri dewasa dan tartil bacaannya harus membaca Quran 1 juz, sehingga dalam sebulan sudah harus hatam. Tempat mereka di dalam musholla.
2.Santri bocah harus ngaji Al-Qur'an dan Fasholatan di luar langgar. Mereka diajar Badal Kyai yaitu Haji Baidlowi (lurah pondok asal Madura) dan Abdul Azis.

Selesai ngaji (tanpa turun dari langgar) lalu bersama-sama pujian qobliyah sholat Isya' dan sholat sunnah rawatib.Kemudian melaksanakan sholat Isya' berjama'ah dan dilanjutkan dengan wiridan dan sholat sunnat rowatib. Wiridannya sama dengan wirid ba'da sholat Ashar. Di ndalem Kyai Shiddiq melakukan sholat sunnat berkali-kali, ngaji Qur'an dan dalail sampai "sare" (tidur). Khusus pada malam Jum'at ba'da maghrib, kyai Shiddiq memimpin bacaan Barzanji. Dan pada malam Senin ba'da Maghrib, membaca Diba'. Semula pemba¬caan Diba' dilakukan malam Jurn'at dan Ba
A.HIDUP YANG ISTIQOMAH

Kyai Shiddiq atau lebih dikenal dengan julukan Mbah Shiddiq. adalah seorang tokoh panutan. Mungkin, tidak banyak tokoh seperti beliau, dimana semua putranya yang masih mencapai usia muda/dewasa telah menjadi kyai dalam arti yang sebenarnya. Demikian pula para menantunya

Putera-putranya yang sejak usia muda telah menjadi Kyai. antara lain: KH. Mansur, KH. Achmad Qusyairi, KH Machmud, KH. Mahfudz Shiddiq, K.H. Abdul Halim Shiddiq, KH. Abdullah bin KH. Umar, KH. Muhammad bin KH. Hasyim dan KH. Dhofir Salam. Keberhasilan tersebut tentu dipengaruhi pula oleh pola kehidupan sehari-hari dimasa hayatnya. Mungkin kita bertanya, bagaimana pola kehidupan Kyai Shiddiq sehingga Allah memberinya taqdir dengan dikaruniainya keturunan yang selanjutnya menjadi ibarat mutiara-mutiara

Ternyata, Kyai Shiddiq adalah sosok yang sangat "istiqomah", yaitu: tekun, telaten, ajeg, terus-menerus dengan tidak bosan-bosan dan mengamalkan apa saja yang dapat diamalkan. Dalam Surat Fushilat disebutkan:

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan "Tuhan kami Allah" " keniudian beristiqamah (meneguhkan pendirian-pendirian mereka tentang iman, melakukan kewajiban dan menjahui larangan-laranganNya), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan sorga yang telah dijanjikan A lloh kepadamu, (di dunia lewat rosul- rosul-Nya). Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia (dengan mengilhamkan kebenaran dan kebaikan kepadamu), dan akhirat (dengan pemberian syafa'at dan kemudahan). dimana kamu memperoleh yang kamu inginkan (dari segala kenikmatan) dan memperoleh pula yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penvayang ".

Hampir setiap hari Kyai Shiddiq selalu bangun pada jam 3 malam untuk sholat sunat tahajjud, riyadhah maupun sholat¬ sholat sunnah lainnya. Menjelang subuh, kyai keliling pondok membangunkan santri. Beliau keliling sambil membawa tongkat penjalin, damar ublik (obor) dan teko berisi air. Dengan tongkatnya beliau ketok pintu-pintu pondok para santri.Terkadang kyai membangunkan santri dengan cara menabuh blek gembreng, sehingga bersuara gaduh dan memekakkan telin¬ga. Bahkan setiap santri yang terlelap tidurya, pasti akan menjadi sasaran guyuran air ceret yang selalu dibawanya.

Sesudah adzan (santri bernama Ryas yang ditugaskan sebagai Mu'adzin), kyai sendiri selalu memimpin pujian (dzikir) sebelum sholat subuh, setelah sebelumnya kyai melaksanakan sholat Qobliyah terlebih dahulu. Setelah berzikir/pujian kemudian melakukan sholat jamaah Subuh.

Untuk pedoman atau prinsip hi dup yang mudah diingat oleh anak cucu dan santrinya, Kyai Shiddiq memerintahkan Kyai Halim (putranya) menulis bebeapa dalil di tembok mussholla. tulisan yang ada ditembok sebelah atas pengimaman yaitu hadits sbb:

"Sebaik-baik perbuatan umatku adalah membaca .41 Quran dengan menyimak?melihat".

Imam Al Ghozali menjelaskan dalam Ihya' Uluumuddin: Bahwa keutamaan orang yang membaca Al Quran dengan melihat/menyimak—seraya merenungkan maknanya— adalah lebih baik dari pada dengan cara tidak melihat/menghafal. Membaca Al Quran dengan melihat tersebut memiliki 3 manfaat yaitu: Membaca, menyimak dan merenungkan artinya. Sedangkan dalam membaca Al Quran seraya menghafal hanyalah mendapat satu manfaat yakni membaca saja.
Disisi tembok sebelah kanan atas terdapat tulisan yang dikutip dari Idtab Jauharul Tauhid:

"Semua kebaikan itu terdapat pada pengikutan —kepada—orang-o terdahulu. Dan semua keburukan itu ada pada reka-reka orang kemudian”

Imam Al Ghozali memberikan argumentasi tentang diatas yakni karena orang salaf (terdahulu) telah memiliki kelebihan dari pada orang kemudian (Kholaf). Kelebihan ada pada 3 hal:
a. lebih faham (Mam)
b. lebih hati-hati (Wara')
c. lebih tajam pandangan hatinya (Abshar)

Disisi tembok sebelah kiri atas terdapat tulisan yang dikutip dari kitab kifayatul Atqiyak:

"Kamu sungguh jangan meninggalkan sholat berjamaah yang keutamaan pahalanya setinggi 27 derajat"

Banyak sekali manfaat Sholat jamaah. Dalam kitab Dzurotun Nasihin Rasulullah bersabda: "barang siapa melakukan sholat ( lima waktu berjamaah akan memperoleh lima hal yaitu kesatu ia tidak akan mengalami kemiskinan didunia, kedua dibebaskan oleh Allah dari azab kubur, ketiga: menerima kitab catatan amalannya dengan tangan kanan, keempat; akan melalui shirot secepat kilat dan kelima akan dimasukkan surga tanpa hisab dan azab". Dalil di atas mempertegas sabda Rasul sbb:

"Tiap tiga orang yang bertempat didesa dan pegunungan lalu mereka tidak melakukan sholat jama 'ah, maka mereka akan dipermaikan syetan".

B. AURAT AMALIYAHNYA

Pada umumnya, wiridan baru akan selesai sampai surya muncul agak tinggi, baru kemudian kyai masuk ke "kamar khusus" di sebelah utara tempat imam di musholla. Di "Kamar khusus" itulah tempat Kyai Shiddiq menyepi, beribadah sholat sunnat dan lain-lain. Santri tak seorangpun yang berani masuk kamar tersebut. Karena dalam "kamar khusus" itu Kyai Shiddiq melakukan sholat Dluha dan sholat-sholat sunnah lainnya. Selesai sholat Kyai biasanya melanjutkan dengan mengaji Al-Qur'an dan membaca dalailul khairot. Selain sebagai seorang hafids, Kyai Shiddiq sangat istiqamah menghatamkan Alqur'an setiap minggu.

Secara runtut, batas-batas bacaan Al-Qur'an dalam seminggu sebagai berikut:
1. Hari Jum'at membaca Al Fatihah s. d Al-Maa idah
2. Hari Sabtu membaca Al-An' am s.d At-Taubah
3. Hari Ahad membaca Yunus s. d Maryam
4. Hari Senin membaca Thaha s.d Al-Qashash
5. Hari Selasa membaca Al-Ankabut s.d Shaad
6. Hari Rabu membaca Az-Zumar s.d Ar-Rakhman
7. Hari Kamis membaca Waqi'ah s. d An-Naas


Sekitar pukul 08.00 sampai jam 09.00 pagi, Kyai mengajar Fasholatan dan Al-Qur'an. Kitab Fasholatan yang diajarkan adalah hasil karangan beliau senchn'. Biasanya ketika mengajar Fasholatan dan AI-Qur'an banyak menggunakan cara-cara sorogan. Usai sorogan Fasholatan dan Al-Qur'an, barulah Kyai masuk ke ndalem untuk sarapan pagi. Setelah itu, Kyai masih meneruskan kembali sholat-sholat sunnah, mengaji Al-Qur'an dan membaca Dalail.

Baru pads sekitar jam 10.00 sampai jam 12.00 siang Kyai Shiddiq mengajar ngaji kitab kuning. Banyak kitab yang beliau ajarkan, namun demikian Kyai membaginya menjadi:

1. Kitab-kitab yang tetap (permanen) diajarkan. Bila kitab ini sudah selesai lalu diulang kembali dari awal (dijadikan wiridan). Kitab-kitab yang tetap ini antara lain:
a. Fatchurrahman
Kitab Fatchurrahman ini berisi materi Tauhid yang pokok (semacam Aqidatul Awam) dan fiqih (semacam Safinatun Najah). Kitab ini ditulis oleh beliau sendiri dan diwajibkan bagi santri menghatamkannya sebelum ngaji kitab lainnya (kitab standard awal).

b. Kitab Fiqh antara lain
- Safinatun Najah
- Sullam Taufiq
- Taqrib

c. Kitab Tasawuf antara lain
- Bidayatul Hidayah
- lhya' Ulumuddin

d. Kitab Tafsir Jalalain

e. Kitab Shohih Bukhori


2. Kitab-kitab yang tidak tetap (temporer) antara lain
a. Kitab-kitab Alat antara lain
- Alfiyah
Kitab Alfiyah terjemahan berbahasa Madura ini ditulis ketika mondok di Bangkalan.
- Ajurumiah
- Imrity
b. Kitab Tasawuf antara lain
- Nashoihud Diniyah
- Adabul Mar'ah yang ditulis dalam bahasa Jawa.
c. Kitab Rojabiyah
d. Kitab Bifadlol dan lain-lain.

Dalam pengajian kitab kuning ini, Kyai Shiddiq banyak menggunakan cara weton/bandongan. Cara Weton adalah cara pengajian kitab yang berasal dari istilah jawa, karena pada umumnya waktu pengajian disesuaikan dengan waktu-waktu tertentu seperti usai waktu sholat, dan sebagainya. Secara teknis, dalam pengajian cara weton ini Kyai membaca dan menerangkan kitab yang diperuntukkan secara massal. Para santrinya memperhatikan kitabnya sendiri sambil membuat catatan-catatan (tentang arti maupun keterangan dari kyai).

Selesainya pengajian, Kyai Shiddiq makan siang bersama¬ sama keluarga dan khaddamnya. Kemudian mengerjakan sholat Dzuhur secara berjama'ah. Sebelum sholat dzuhur, bersama¬ sama melakukan dzikir/pujian dan sholat sunnah Qobliyah.

Selesai sholat, lalu wiridan dan yang bacaannya lebih pendek dari dzikir ba'da subuh. Disambung dengan sholat sunnah Ba'diyah dzuhur dan mengajar ngaji Al-Qur'an dan Fasholatan. Santri yang dibolehkan ngaji Al-qur'an adalah yang sudah lulus (fasih/tartil bacaan) Syahadati, Fatihati, Tahiyyati, Sholati, adzan dan lqamah. Bila bacaan masih belum tartil tetap masih harus mengaji Fasholatan saja. Selesai mengajar, barulah Kyai Shiddiq istirahat (tidur) sebentar. Begitu bangun, Kyai Shiddiq melakukan sholat sunnah berkali-kali, mengaji Al-Qur'an dan membaca dalail. Amalan sholat sunnah yang istiqamah dilakukannya 100 rakaat dalam sehari-semalam serta mengkhatam dalail (matane) sehari sekali.

Waktu ashar tiba, beliau sholat sunnah berkali-kali dan para santri membaca syi'ir "Aqidatul 'Awam". Lalu sholat jama'ah Ashar dan Dzikir. Dzikir ba' da sholat Ashar sama dengan dzikir ba'da sholat subuh.

Kemudiandilanjutkan dengan pengajian kitab Ihya 'Ulumudin dan Shohih Bukhori". Selesai mengajar, Kyai masuk ndalem melanjutkan mengaji Al-Qur'an dan dalail sampai masuk waktu Maghrib. Sebelum sholat jama'ah Maghrib, bersama-sama santri membaca pujian.

Dzikir ba'da sholat Maghrib sama dengan dzikir bada subuh. Selesai berdzikir dilanjutkan sholat sunnah Ba'diyah dan ngaji. pengajian ba'da sholat Maghrib adalah AI-Qur'an dan Fasholatan yang teknisnya diatur sebagai berikut:

1.Santri dewasa dan tartil bacaannya harus membaca Quran 1 juz, sehingga dalam sebulan sudah harus hatam. Tempat mereka di dalam musholla.
2.Santri bocah harus ngaji Al-Qur'an dan Fasholatan di luar langgar. Mereka diajar Badal Kyai yaitu Haji Baidlowi (lurah pondok asal Madura) dan Abdul Azis.

Selesai ngaji (tanpa turun dari langgar) lalu bersama-sama pujian qobliyah sholat Isya' dan sholat sunnah rawatib.Kemudian melaksanakan sholat Isya' berjama'ah dan dilanjutkan dengan wiridan dan sholat sunnat rowatib. Wiridannya sama dengan wirid ba'da sholat Ashar. Di ndalem Kyai Shiddiq melakukan sholat sunnat berkali-kali, ngaji Qur'an dan dalail sampai "sare" (tidur). Khusus pada malam Jum'at ba'da maghrib, kyai Shiddiq memimpin bacaan Barzanji. Dan pada malam Senin ba'da Maghrib, membaca Diba'. Semula pemba¬caan Diba' dilakukan malam Jurn'at dan Barzanji pada malam Senin.

Suatu saat ketika sedang memimpin pembacaan (pada malam Senin) itu, tiba-tiba Kyai Shiddiq melihat kehadiran Rasulullah Saw hadir dan berdiri di pintu. Spontan, Kyai Shiddiq merobah bacaannya dengan Diba'. Maka sejak peristiwa inilah, pembacaan Diba' dilakukan setiap malam Senin dan malam Jum'at untuk Barzanji. Kemudian dilanjutkan dengan membaca Rotibul Haddad (Rotib Sayyid Abdullah Alawi Al-Haddad).

Aktivitas mengajar Kyai Shiddiq yang sangat padat itu dilakukan tatkala telah banyak santri yang ngaji pada beliau. Sebelumnya, Kyai Shiddiq membagi waktunya dengan berda¬gang sebagai ma'isahnya (mata pencahariannya hidupnya). Kegiatan mengajar yang full tersebut membuat Kyai Shiddiq harus mengalihkan perhatian dan' aktivitas berdagang pada santrinya dan putra-putranya.

Suatu waktu, Mbah Shiddiq akan berdagang kain sarung, songkok, dan lain-lain ke Arjasa. Nampaknya Kyai terlambat di stasiun kereta api, sehingga kereta yang pagi sudah berangkat. Menurut keterangan kepala stasiun, kereta berikutnya baru akan berangkat jam 10 siang. Ketika ditunggu kereta berikutnya, Kyai Shiddiq bertemu seorang Penghulu yang rumahnya di depan stasiun. Penghulu tersebut menawarkan jasa, agar Kyai Shiddiq berkenan menunggu kereta di rumahnya saja.

Menjelang jam 10.00 Kyai Shiddiq minta idzin untuk pamit,dan tanpa diduga temyata Penghulu tersebut memberi salam ¬tempel satu rupiah (serupiah saat itu, kira-kira sama nilainya dengan Rp 100. 000,— sekarang/thn 2007). "Lho, kok sompean. shodagah satu rupiah pada saya. Maka saya nggak jadi ke Arjasa. Lha Wong niat saya ke Arjasa tersebut untuk mencari untung satu rupiah ini", kata Mbah Shiddiq pada Penghulu itu, kemudian beliau pulang. Namun demikian, sebelum pulang, uang itu dihabiskan untuk belanja urusan dapur, karena memang Kyai Shiddiq sendirilah yang selalu berbelanja urusan dapur ke pasar. bukan Nyai. Tiba di ndalem, beliau tertidur karena kepayahan Dalam tidumya,, beliau bermimpi bertamu ke rumah Penghulu tadi. Di sana beliau disuguhi hidangan babi. Ketika bangun. kagetlah Kyai Shiddiq dan cepat-cepat memerintahkan santri untuk membuang semua "hasil belanja dapur tersebut"

Nampaknya, Kyai Shiddiq terus dijaga oleh Allah SWT dari makanan basil perbuatan haram karena sifat wiro'i beliau. Wiro'i adalah sikap yang selalu menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tercela, seperti makruh dan subhat (tidak jelas, apakah dibolehkan oleh agama atau tidak), terlebih lagi haram yang jelas dilarang. Mbah Siddiq tidak berkenan mengajar kitab menggunakan papan tulis, sebab ayat-ayat Al-Quran yang ditulis papan yang kemudian dibapus.. berjatuhan. Ini kan sama dengan menelantarkan lembaran Mushaf yang robek

Kyai Shiddiq juga sangat perhatian terhadap penampilan or¬ang. Pada suatu hari Kyai Yusuf dari Madura sowan kepada Kyai Shiddiq. Kyai Yusuf tetap membiarkan rambutnya agak panjang (gondrong) dan kumisnya lebat hingga melebihi bibir. Setelah bersalaman, langsung beliau berkata: "Poron panje¬nengan eparingah ilmu/maukah kau kuberi ilmu? "Alhamdulillah ?" jawab, si tamu dengan suka citanya. Lalu Kyai Shiddiq berkata: "Tak sahe panjenengan Kyahe, ngobuh obuk/Tidak baik bagi kyai, memelihara rambut". Kemudian beliau berikan gunting dan Kyai Yusuf diminta menggunting rambutnya saat itu juga. Semua anak dan menantu serta santri¬ santrinya diwajibkan oleh Kyai Shiddiq "menggundul rambut" kepala. Yang diperkenankan/disunnahkan hanyalah memelihara janggut. Bahkan, Kyai Muhammad bin Hasyim (menantunya) dimarahi Kyai Shiddiq karena mernelihara rambut sedikit seperti tentara di kepalanya.

Demikian pula dengan merokok, Kyai Shiddiq kurang senang jika ada orang/tamu apalagi santri ataupun anaknya yang merokok di hadapan beliau. Kyai Mahfudz Shiddiq pernah merelakan sak celananya bolong terbakar, karena menyimpan rokok yang sedang menyala, tatkala Kyai Shiddiq menemuinya. Kyai Shiddiq memang kurang senang ada yang merokok, ketika masih ngaji pada Kyai Abdurrohim, Sepanjang Sidoarjo.

Sebagaimana keblasaannya di pondok, Kyai Shiddiq selalu mengisi jeding Kyai Rohim pada pagi buta. Suatu hari, selesai mengisi jeding, Kyai Shiddiq pergi ke sungai sambil merokok klobot. Sedang asyik merokok, menyebabkan ketinggalan Sholat berjama'ah Subuh. Kyai Shiddiq akhirnya bersembunyi takut kena marah Kyai Rohim karena tidak berjama'ah.

Sejak peristiwa itulah, Kyai Shiddiq berjanji menghindari merokok. "Tak ada barang yang melebihi kejelekan merokok. Demi Allah aku mengharamkan diriku merokok" katanya. Mbah Shiddiq memiliki sikap, kesenangan dan perilaku sebagai benikut:
I. Ahli silaturrohim, khususnya pada para Sayyid/Habib, `Aulia' dan Ulama. Diantara kesenangan bersilaturohmi ini antara lain '.
a. Selalu gembira dan bersyukur bila kedatangan tamu, bahkan selalu menghidangkan makan pada tamunya.
b. Senang mengawinkan jejaka-gadis.
c. Bila silaturrohmi pada orang miskin, hanya minta air putih saja.

2. Mengerjakan hal-hal yang sunnah antara lain :
a. Sholat-sholat sunnah, ngaji Alqur'an, Dalail dan selalu berdzikir
"Bagi orang-orang yang berakal (yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan telanjang ". (QS AIi Imron: 190-191)

b. Memotong rambut, kumis dan kuku pada hari. Kamis.
c. Membersihkan sisa-sisa nasi yang dimakan. Bahkan selalu menjilat tangan, bila selesai makan. Itu menunjukkan syukur terhadap nikmat/karunia Allah Swt.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu". (QS Ibrohim: -7)
d. Saat makan, beliau selalu mencicipi garam sebelum dan sesudahnya. karena ini disunnahkan oleh agama. Pada suatu hari, Kyai Shiddiq, Kyai Yasin (Pasuruan) dan Kyai Nu'man (Lumajang) sedang makan jambu. Ada di antara 2 kyai itu yang, berkomentar "tidak manis-nya jambu tersebut. Spontan Kyai Shiddiq menegur: "Yang menentukan manis-tidaknya jambu ini adalah Allah. Jambu ini merupakan nikmat Allah pada kita. Jadi wajib bagi kita mensyukurinya.
d. Mematikan lampu pakai kipas (tidak dltiup).
3. Menjauhi hal-hal yang makruh, muru'ah dan Haram, misal
a. Merokok
b. Tidak suka melihat orang lain memiliki rambut, kumis dan kuku yang panjang.
c. Marah bila tahu ada orang, kentut sambil tertawa.
d. Marah, bila tahu laki-laki dan wanita yang bukan muhrimnya bertemu muka.
e. Dalam bepergian selalu menghindari lewat depan gereja.
f. Tidak membolehkan Kusir mencambuki kudanya.
g. Tidak senang musik/lagu-lagu, misal .- gambus.

4. Mendo'akan anaknya, cukup dengan memohon agar kelak menjadi orang yang bertaqwa.

5. Yang sangat diperhatikan pada anak dan santrinya adalah sholat. Bila putranya tak nampak dalam sholat berjama'ah, maka akan diusut sedetailnya tentang "kenapa tidak sholat jama'ah".

6. Dan lain-lain.

Menurut beberapa informasi, Kyai Shiddiq 4 kali bertemu dengan Rasulullah Saw dan berkali-kali bertemu Rasulullah dalam mimpi. Sulit sekali ditakdirkan bertemu Rosulullah SAW kecuali Waliyullah. Imam Ghozali berkata "bertemu Rasulullah secara Ya Qodlo maka ia memiliki kasyqf'. Sayyid Ahmad Al Badawi ra. berkata: -Syarat yang harus di perbuat oleh orang yang ingin menjadi Waliulloh adalah benar benar dalam syari'at. Ada dua belas tanda-tanda yaitu :

1. Benar-benar mengenal Allah Swt (yakni, benar benar mengerti tauhid dan mantab iman keyakinan kepadaAllah).
2. Benar-benar menjaga perintah Allah Swrt.
3. Berpegang teguh pada sunnah Rasulullah Saw.
4. Selalu berwudhu (jika berhadas segera memperbarui wudhu’)
5. Rela menerima hukum qadla' Allah SWT. dalam suka duka.
6. Yakin terhadap semua janji Allah Swt.
7. Putus harapan dari semua apa yang ada di tangan manusia
8. Tabah. sabar menanggung bebagai derita dan gangguan orang.
9. Rajin mentaati perintah Allah SWT
10. Kasih sayang terhadap semua makhluq Allah SWT
11. Tawadlu, merendah diri terhadap yang lebih tua atau lebih muda.
12. Selalu menyadari bahwa setan itu musuh utama, sedang sarang setan itu dalam hawa nafsu dan selalu berbisik mempengaruhi.




C. PEMAKAMAN TURBAN CONDRO

Kyai Shiddiq, akhirnya wafat pada hari Ahad Pahing jam 17 40 tanggal 2 Romadlon 1533H (9 Desember 1934 M) pada usia +80 tahun. Saat jenazah, disemayamkan di ndalem Talangsari, datanglah 11 orang yang menawarkan tanahnva sebagai makam beliau. Sebelas orang itu antara lain:
1 . H. Ilyas, Gebang
2. Sadinatun, Gebang
3. Sa'id, Gebang
4. Riynah, Gebang
5. Samiroh, asal Bulu Tuban
6. Amir, asal Bulu Tuban
7. Sakiman, asal Bulu Tuban
8. KH. Yusuf, asal Bulu Tuban (mertua Kyai Shiddiq)
9. H. Anwar, Jatian – Pakusari
10. H. Abdul Hamid, Rowo - Wirowongso.
11. H Samsul Arifin, Talangsari.

Namun agar adil maka akhirnva dilotre/diundi sebanyak 3 kali. Ternyata undian jatuh pada tanah H. Samsul Arifin di Turbah - Condro. Ribuan orang melayat Mbah Shiddiq menuju peristirahatannva di turbah Condro Jember. Hingga sekarang, banyak kaum muslimin ziarah di maqam Kyai Shiddiq. Para penziarah selalu membaca Al-qur'an. Tahlil dan bertawassul pada beliau. Kyai Shiddiq bagaikan "mutiara", yang menurunkan banyak mutiara, menyinari kegelapan kota Jember.

GARIS KETURUNAN MBAH SIDDIQ
1. KH. Muhammad Shiddiq
2. bin Raden Pangeran Mas Sayyid KH. Abdullah (Lasem)
3. bin Raden Pangeran Sayyid KH. Sholeh (Raden Tirto Widjoyo, Lasem)
4. bin Sayyid KH. Asy’ari (Raden Pangeran Asyri, Lasem)
5. bin Sayyid KH. Muhammad Adzro’i (Raden Pangeran Bardla’i, Lasem)
6. bin Sayyid KH. Yusuf (Raden Yusuf, Pulandak Lasem)
7. bin Sayyid Abdurrachman (Mbah Sambu)
8. bin Sayyid Muhammad Hasyim (sunan Ngalogo)
9. bin Sayyid Abdurrachman Basyaiban (Mangkunegoro III)
10. bin Sayyid Abdullah
11. bin Sayyid Umar
12. bin Sayyid Muhammad
13. bin Sayyid Achmad
14. bin Sayyid Abu Bakar Basyiban
15. bin Sayyid Muhammad Asy’adullah
16. bin Sayyid Hasan At - Taromi
17. bin Sayyid Ali
18. bin Sayyid Muhammad Al Faqih Muqoddam
19. bin Sayyid Ali
20. bin Sayyid Muhammad Shohibi Mirbat (Zafar, Hadramaut)
21. bin Sayyid Ali Khaliq Qosim (Tarim, Hadramaut)
22. bin Sayyid Alwi (Bait Zubair, Hadramaut)
23. bin Sayyid Muhammad (Bait Zubair, Hadramaut)
24. bin Sayyid Alwi (Samal, Hadramaut)
25. bin Sayyid Abdullah Ubaidillah (Al - Ardli Burt Hadramaut)
26. bin Sayyid Ahmad Al - Muhajir (Basra Tarim, Hadramaut)
27. bin Sayyid ‘Isa An Naqib (Basrah, Iraq)
28. bin Sayyid Muhammad An - Naqib (Basrah, Iraq)
29. bin Sayyid Ali Al ‘uraidi (Madinah)
30. bin Sayyid Ja’far Ash - Shodiq (Madinah)
31. bin Sayyid Muhammad Al - baqier (Madinah)
32. bin Sayyid Ali Zainal Abidin (Madinah)
33. bin Sayyidina Husein
34. binti Fatimah Az Zahroh (Isteri Sayyidina Ali Al - Murtadlo)
35. bin Rosulullah Muhammad SAW

Kisah Hajar Aswad


Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membina Ka’bah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Ka’bah itu tidak ada bumbung dan pintu masuk.

Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail bertungkus kumus untuk menjayakan pembinaannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.

Dalam sebuah kisah disebutkan apabila pembinaan Ka’bah itu selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah.

Nabi Ibrahim berkata Nabi Ismail berkata, “Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia.”

Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, “Dari mana kamu dapat batu ini?”

Nabi Ismail berkata, “Batu ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril).”
 Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa saja yang bertawaf di Ka'bah disunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak mencium cukuplah dengan memberikan isyarat lambaian tangan saja.

Ada riwayat menyatakan bahwa dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Ka'bah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu a’alam.

Apabila manusia mencium batu itu maka timbullah perasaan seolah-olah mencium ciuman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ingatlah wahai saudara-saudaraku, Hajar Aswad itu merupakan tempat diperkenan doa. Bagi yang ada kelapangan, berdoalah di sana, Insya Allah doanya akan dikabulkan oleh Allah. Jagalah hati kita sewaktu mencium Hajar Aswad supaya tidak menyengutukan Allah, sebab tipu daya syaitan kuat di Tanah Suci Mekah.

 Ingatlah kata-kata Khalifah Umar bin Al-Khattab apabila beliau mencium batu itu (Hajar Aswad) :
“Aku tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah S.A.W menciummu, sudah tentu aku tidak akan melakukan (mencium Hajar Aswad).”


Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi Muhammad SAW. Karena Beliau selalu menciumnya setiap saat tawaf.

Mutiara Nasehat Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz bin Syekh Abu bakar



1. Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah SWT.

2. Barang siapa Semakin mengenal kepada allah niscaya akan semakin takut.

3. Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana mungkin ia tidak akan beruntung.

4. Barang siapa menjadikan kematiaannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih (Allah), maka kematian adalah hari raya baginya.

5. Barang siapa percaya pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan mengabdi padanya. Dan barang siapa percaya pada risalah, maka ia akan menanggung (sabar) karenanya. Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka ia akan mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya.

6. Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya terhadap dakwah ini.

7. Betapa anehnya bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal tanah di muka bumi kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang berakal apabila mau mempelajarinya.

8. Sebaik-baik nafsu adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang diikuti.

9. Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama sekali dan kedekatan manusia terhadap Allah SWT menurut kadar pembersihan jiwanya.

10. Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.

11. Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu, maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut.

12. Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian) , lebih baik daripada melihat arsy dan seisinya seribu kali.

13. Menyatunya seorang murid dengan gurunya merupakan permulaan di dalam menyatunya dengan Rasulullah SAW. Sedangkan menyatunya dengan Rasulullah SAW merupakan permulaan untuk fana pada Allah SWT (lupa selain Allah).

14. Manusia di setiap waktu senantiasa terdiri dari dua golongan, golongan yang diwajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas sujud dan golongan yang di wajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas keingkaran.

15. Barang siapa yang menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap pengorbanan.

16. Sesungguhnya di dalam sujud terdapat hakikat yang apabila cahanya turun pada hati seorang hamba, maka hati tersebut akan sujud selama-lamanya dan tidak akan mengangkat dari sujudnya.

17. Beliau RA berkata tentang dakwah, Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi daI dan tidak harus menjadi qodli atau mufti (katakanlah wahai Muhammad SAW inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas aku dan pengikutku) apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut padanya? Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik.

18. Syetan itu mencari sahabat-sahabatnya dan Allah SWT menjaga kekasih-kekasih- Nya.

19. Apabila ibadah agung bagi seseorang maka ringanlah adap (kebiasaan) baginya dan apabila semakin agung nilai ibadah dalam hati seseorang maka akan keluarlah keagungan adat darinya.

20. Bila benar keluarnya seseorang (di dalam berdakwah), maka ia akan naik ke derajat yang tinggi.

21. Keluarkanlah rasa takut pada makhluk dari hatimu maka engkau akan tenang dengan rasa takut pada kholiq (pencipta) dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap pada Sang Kholiq.

22. Banyak bergurau dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah dan tanda dari lemahnya iman.

23. Hakikat tauhid adalah membaca Al Qur’an dengan merenungi artinya dan bangun malam.

24. Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat).

25. Barang siapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah SWT.

26. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.

27. Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah SWT akan memenuhi hatinya dengan rahmat di setiap waktu.

28. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.

12 Maret 2013

Terjemah Kitab “NASHOIHUL ‘IBAD” Maqolah 3


Karangan Abu Abdullah al-Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar al-Tanari al-Bantani al-Jawi (Syekh Nawawi Al-Bantani Serang Banten)

Bismillahirahmanirahim,


Maqolah 3

Dari Abi Bakar As-Shiddiq RA (Barang siapa yang memasuki kubur tanpa membawa bekal yaitu berupa amal shalih maka keadaannya seperti orang yang menyeberangi lautan tanpa menggunakan perahu). Maka sudahlah pasti ia akan tenggelam dengan se tenggelam-tenggelamnya dan tidak mungkin akan selamat kecuali mendapatkan pertolongan oleh orang-orang yang dapat menolongnya.. sebagaimana sabda Rasulullah SAW, tidaklah seorang mayat yang meninggal itu, melainkan seperti orang yang tenggelam yang meminta pertolongan.


Semoga Terjemah Kitab Kuning "NASHOIHUL ‘IBAD" Bisa Bermanfaat Bagi Kita Dunia Dan Akhirat. Amin Yaa Rabbal 'Alamin


Terjemah Kitab “NASHOIHUL ‘IBAD” Maqolah 2


Karangan Abu Abdullah al-Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar al-Tanari al-Bantani al-Jawi (Syekh Nawawi Al-Bantani Serang Banten)

Bismillahirahmanirahim,


Maqolah 2

Nabi Muhammad SAW bersabda, (wajib bagi kamu semua untuk duduk bersama para ‘Ulama) artinya yang mengamalkan ilmunya, (dan mendengarkan kalam para ahli hikmah) artinya orang yang mengenal Tuhan.(Karena sesungguhnya Allah Ta’ala akan menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah-ilmu yang bermanfaat- sebagaimana Allah menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan). Dan dalam riwayat lain dari Thabrani dari Abu Hanifah “Duduklah kamu dengan orang dewasa, dan bertanyalah kamu kepada para ‘Ulama dan berkumpulah kamu dengan para ahli hikmah” dan dalam sebuah riwayat, “duduklah kamu degan para ulama, dan bergaulah dengan kubaro’ ”.

Sesungguhnya Ulama itu ada dua macam: 1. orang yang alim tentang hukum-hukum Allah, mereka itulah yang memiliki fatwa, dan 2. ulama yang ma’rifat akan Allah, mereka itulah para hukama’ yang dengan bergaul dengan mereka akan dapat memperbaiki akhlak, karena sesungguhnya hati mereka telah bersinar sebab ma’rifat kepada Allah demikian juga sirr / rahasia mereka telah bersinar disebabkan nur keagungan Allah. Telah bersabda Nabi Muhammad SAW, akan hadir suatu masa atas umatku, mereka menjauh dari para ulama dan fuqaha, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka dengan tiga cobaan: 1. Allah akan menghilangkan berkah dari rizkinya. 2. Allah akan mengirim kepada mereka penguasa yang zalim 3. Mereka akan keluar meninggalkan dunia tanpa membawa iman kepada Allah Ta’ala Na’udzubiLlahi min dzaalik.



Semoga Terjemah Kitab Kuning "NASHOIHUL ‘IBAD" Bisa Bermanfaat Bagi Kita Dunia Dan Akhirat. Amin Yaa Rabbal 'Alamin

Terjemah Kitab “NASHOIHUL ‘IBAD” Maqolah 1


Karangan Abu Abdullah al-Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar al-Tanari al-Bantani al-Jawi (Syekh Nawawi Al-Bantani Serang Banten)

Bismillahirahmanirahim,

Maqolah 1

Diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, sesungguhnya Beliau bersabda (Ada dua perkara, tidak ada sesuatu yang lebih utama dari dua perkara tersebut, yaitu iman kepada Allah dan berbuat kebajikan kepada sesama muslim). Baik dengan ucapan atau kekuasaannya atau dengan hartanya atau dengan badannya.



Rasulullah SAW bersabda, (barang siapa yang pada waktu pagi hari tidak mempunyai niat untuk menganiaya terhadap seseorang maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa pada waktu pagi hari memiliki niat memberikan pertolongan kepada orang yang dianiaya atau memenuhi hajat orang islam, maka baginya mendapat pahala seperti pahala hajji yang mabrur).



Dan Nabi Muhammad SAW bersabda (Hamba yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dan amal yang paling utama adalah membahagiakan hati orang mukmin dengan menghilangkan laparnya, atau menghilangkan kesusahannya, atau membeyarkan hutangnya. Dan ada dua perkara, tidak ada sesuatu yang lebih buruk dari dua tersebut yaitu syirik kepaad Allah dan mendatangkan bahaya kepada kaum muslimin).


Baik membahayakan atas badannya, atau hartanya. Karena sesungguhnya semua perintah Allah kembali kepada dua masalah tersebut. Mengagungkan Allah dan berbuat baik kepada makhluknya, sebagaimana firman Allah Ta’ala Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan firman Allah Ta’ala Hendaklah kamu bersyukur kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu.



Semoga Terjemah Kitab Kuning "NASHOIHUL ‘IBAD" Bisa Bermanfaat Bagi Kita Dunia Dan Akhirat. Amin Yaa Rabbal 'Alamin

11 Maret 2013

Keutamaan Shalat Taraweh Bulan Ramadhan


Berikut ini adalah Keutamaan Shalat Taraweh Bulan Ramadhan :


1. Seorang mukmin akan dikeluarkan dari dosanya seperti ia dilahirkan dari perut ibunya.

2. Diampunkan baginya dan bagi kedua ibu bapaknya jika kedunya itu beriman.

3. Berserulah seorang malaikat dari bawah ; arasy:mulailah olehmu dengan beramal, Allah SWT telah mengampunkan apa-apa yang terdahulu daripada dosamu.

4. Baginya daripada pahala seperti membaca taurat, injil, dan furqaan.

5. Allah SWT berikan kepadanya seperti pahala orang yang bersembahyang di masjidil Haram, masjid Madinah, dan masjidil Aqsha.

6. Allah SWT berikan kepadanya pahala orang yang thawaf pada Albaitul Ma’mur dan memohonkan ampunan baginya oleh segala batu dan lumpur.

7. Maka seolah-olah dia mengalami zaman Nabi Musa as dan menolongnya dalam melawan fir’aun dan haamaan.

8. Allah SWT berikan kepadanya akan apa-apa yang diberikan kepada Nabiyallah Ibrahim as.

9. Maka seolah-olah ia menyembah Allah SWT seperti ibadatnya Nabi Muhammad SAW.

10. Allah SWT berikan rezeki kepadanya akan kebaikan dunia dan akhirat.

11. Keluar ia dari dunia seperti hari lahir ia dilahirkan oleh ibunya.

12. Datang ia pada hari kiamat pada wajah laksana bulan di malam empat belas.

13. Datang ia di hari kiamat dengan keadaan aman daripada tiap kejahatan.

14. Datanglah para malaikat menyaksikan bahwa dia telah melakukan salat tarawih.

15. Para malaikat dan para pemikul-pemikul ‘arasy dan kursi memintakan ampun untuknya.

16. Dituliskan allah baginya kebebasan selamat dari neraka dan kebebasan untuk masuk ke dalam surga.

17. Diberikan kepadanya seperti pahala nabi-nabi.

18. Berserulah seorang malaikat: wahai Hamba Allah,sesungguhnya Allah SWT telah ridho kepadamu dan kedua ibu-bapakmu.

19. Diangkatkan Allah SWT derajatnya pada Surga Firdaus.

20. Diberikan kepadanya pahala orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh.

21. Allah SWT buatkan kepadanya sebuah rumah daripada nur didalam surga.

22. Datang ia pada hari kiamat dalam keadaan aman dalam duka cita.

23. Allah SWT buatkan kepadanya sebuah kota didalam Surga

24. Ada baginya 24 macam doa yang mustajab.

25. Allah angkatkan daripada adzab kubur.

26. Allah swt angkatkan baginya pahala 24 tahun

27. Ia akan dimudahkan melalui jembatan Shirotal Mustaqim secepat kilat menyambar.

28. Allah SWT angkatkan baginya seribu derajat didalam surga.

29. Allah SWT berikan pahala seribu haji yang diterima.

30. Allah SWT berfirman:wahai hamba-Ku,makanlah olehmu daripada buah-buahan surga dan mandilah dari air salsabil dan minumlah dari air alkautsar.aku tuhanmu dan engkau adalah hambaku.


Semoga Bacaan ini bermanfaat bagi para pembaca.Amin